Putri Runduk menghindari pinangan dari tiga orang raja yang sangat berkuasa kala itu. Hal ini mengindikasikan bahwa Barus menghadapi ekspansi kerajaan di Nusantara, Afrika, maupun Tiongkok.

Pinangan pangeran Kerajaan Situngkus ternyata tidak disambut baik oleh Kerajaan Bukit Batara, bahkan syarat yang diberikan terkesan meremehkan mereka. Inilah sebab misteri dari Bukit Batara.

Kerajaan Lopian yang telah hancur disapu oleh ombak besar, membuat Putri Lopian hidup sebatang kara. Tetapi kisah hidup membuatnya menjadi Ratu Kerajaan Badiri. Namun, ombak merindukannya.

Raja Pandan Lawik menjadi kecewa ketika mendengar perkataan Burung Dendang Buto. Anaknya, Pancodik, seorang wanita remaja terpaksa mengorbankan dirinya untuk menunjukkan kasih sayangnya. 

Gadang Sarawa, Gadang Hantak, dan Gadang Burakka masing-masing melakukan hal yang mereka yakin tepat untuk menyelamatkan mata air yang kering. Teriakan "Ai Abi" menjadi pertanda harapan.

Kisah cinta Siti Rubiah dan Khulifah Alwi berakhir sangat menyedihkan. Motif konflik karena marga mereka yang sama menjadi tanda tanya. Apakah ada alasan lain terkait latar siapa Alwi?

Burung Garuda berkepala tujuh yang meluluh-lantakkan Kerajaan Lobu Tuo berhasil dikalahkan. Namun, Putri Andam Dewi ingkar terhadap kesepakatan dengan Sutan Gambang.

Kilauan cahaya dari kejauhan membuat saudagar Bugis mencarinya dan ternyata itu berupa paku yang bercahaya. Uang yang dihabiskan untuk membeli paku itu sirna karena lalai terkesima.

Kesombongan Rajo Herek dihadapan Si Boga berbuah kesengsaraan. Dengan kecerdikan Si Boga, Rajo Herek pun kalah dengan pertarungan mereka untuk bertahan di habitat lawan.

Selendang yang diwariskan oleh sang ibu kepada Putri Runduk menjadi tradisi terhadap perjalanan hidup seorang anak perempuan mulai dari lahir hingga ajal. Kisah ini sangat haru dan mengenang.