31 Desember 2021
Kata kunci dari kesuksesan Festival Mangure Lawik adalah kolaborasi pihak-pihak yang memenuhi unsur kebudayaan, masyarakat nelayan, aparat hukum, dinas-dinas di pemerintahan hingga masyarakat yang berkesepahaman. Pada tahun 2021 ini pun, nyatanya tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan Festival Mangure Lawik yang sesuai dengan rencana awalnya. Namun, komitmen untuk terus mengampanyekan Mangure Lawik sebagai salah satu bentuk even yang penuh manfaat tetap digaungkan.
Sejatinya, niat pelaksanaan acara adat dan penanaman Rabo Gadang ke Zona Konservasi direncanakan pada Januari 2021, sebulan setelah diadakannya launching Festival Mangure Lawik pada 2020. Namun kian merebaknya pandemi Covid-19 dan kurang kondusifnya dukungan dari pemangku kepentingan akibat dari konsentrasi penuh mereka pada proses pergantian Walikota dan Wakil Walikota Sibolga (Pemilu dilakukan pada akhir 2020), menjadi salah satu faktor tertundanya agenda terakhir dari rangkaian acara Festival Mangure Lawik pada tahun tersebut.
FKK Sibolga Tapteng terus dalam status siaga untuk melaksanakannya sampai pandemi Covid-19 mereda dan hingga pertengahan Mei 2021, tren wabah ini bukannya menurun malah semakin meningkat sehingga diputuskan bahwa penyelesaian prosesi ini diakumulasikan pada even Mangure Lawik tahun mendatang. Di saat yang sama, FKK Sibolga Tapteng juga sedang mempersiapkan even di Bulan Kreasi, yaitu Sibolga Creative Expo 2021.
Bagi FKK Sibolga Tapteng, penanaman Rabo Gadang secara mandiri tanpa melewati prosesi adat dan kolaborasi bersama para lembaga terkait bukanlah cara ideal untuk menuntaskan ide besar yang digagas atas dasar kebersamaan ini, untuk itu kita bersabar dalam penantian hingga nanti kondisi berangsur aman dan nyaman.
Lanjutkan Sosialisasi dan Rajut Kesepakatan Bersama
Dilatar belakangi sudah memudarnya perhatian pemangku kepentingan terhadap berbagai rangkaian kegiatan yang telah dilakukan pada segmen Bulan Lestari 2020. Diputuskan pada tanggal 03 Desember 2021, Festival Mangure Lawik 2021 dilaksanakan dalam bentuk acara diskusi kebudayaan bertemakan The Treasure of Seabolga (Harta Karun Laut Sibolga) dengan tagline Gebyar Budaya Lestasi, Tebar Pesona Bahari. Bertempat di Terminal Penumpang PT Pelindo Sibolga, diskusi kebudayaan Festival Mangure Lawik diselenggarakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dimoderasi oleh Susan Hutabarat dan diisi oleh narasumber:
Vicky Apriansyah S.Kom., M.S.M dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Komang Astika dari Biorock, Pamuteran-Bali sebagai penggiat rehabilitasi terumbu karang
Alma Tegar R. Nasution, ST., MP.Par sebagai Ahli Perencanaan Pariwisata, Ketua FKK Sibolga Tapteng
Dihadiri peserta dari Lanal, Polairud, Bank Indonesia, Disparpora Sibolga, Disdikbud Sibolga, DKP Tapteng, HNSI Sibolga, LSB APAN Sibolga Tapteng, KNPI, KMDT, MSI Sibolga Tapteng, SC, SCM dan perwakilan BEM dari seluruh perguruan tinggi di Kota Sibolga. Diskusi berlangsung hangat dan keseluruhan memberi sumbangsih ide, saran, informasi dan dukungan terhadap Festival Mangure Lawik yang secara bersama telah disepakati sebagai agenda penting sebagai solusi dari upaya pelestarian budaya, ekologi dan giat kepariwisataan. Para lembaga dan komunitas ini menyatakan kesiapan berkolaborasi dan turut memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan event Festival Mangure Lawik pada tahun 2022 mendatang agar dapat digelar sebagaimana rencana awal yang semestinya, termasuk mempertimbangkan berbagai masukan dari para narasumber.
Infografis Proses Inisiasi Festival Mangure Lawik 2020-2021
Upaya yang konsisten untuk melestarikan budaya Mangure Lawik sebagai bentuk syukur masyarakat Kota Sibolga dan sekitarnya kepada Tuhan YME atas sumber daya laut yang kita nikmati akan menjadi manifestasi puncak kebudayaan yang nilai dan pesannya terus dijaga dan diperjuangkan. Selain budaya, upaya ini juga mencakup pelestarian ekosistem terumbu karang yang menjadi hutannya lautan yang diharapkan terus produktif. Kolaborasi pentahelix dari berbagai pihak memicu inovasi dan kreatifitas yang baik dalam ekosistem kepariwisataan dan menopang laju kembang industri kreatif Sibolga-Tapanuli Tengah. Hal inilah yang merupakan maksud dan tujuan FKK Sibolga Tapteng dalam kegiatannya.
Tujuan dan cita-cita yang besar ini sangat membutuhkan komitmen dari seluruh stakeholder atau pihak yang berkepentingan. Mulai dari Pemerintah Daerah Sibolga maupun Tapteng, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, TNI AL, POLRI, pihak swasta pelaku industri perikanan, komunitas nelayan, pemerhati budaya, lembaga pendidikan, termasuk selain FKK Sibolga Tapteng sendiri sebagai inisator dan fasilitator sejak awal. Seluruhnya harus saling berangkulan sehingga menjadi kontrol sosial yang kuat dan bersama mengimplementasikan program kegiatan sesuai peran masing-masing sehingga Festival Mangure Lawik yang penuh dengan dampak positif ini dapat dipandang sebagai hajatan bersama untuk kebaikan Sibolga-Tapanuli Tengah.
(IAS)
Comments